Dalam hokum I termodinamika telah dinyatakan dalam
persamaan (2) bahwa dE = dQ + dW.
Persamaan ini menunjukkan bahwa bila suhu lingkungan (Tling) sama dengan suhu system
(Tsis), maka akan terjadi transfer energy
sebagai kalor dari system ke lingkungan atau dari lingkungan ke system. Dalam
hal ini nilai Q dan W dapat berharga positif atau negative bergantung pada
perubahan yang dialami oleh system.
Energi
dalam (E) merupakan suatu fungsi keadaan yang hanya bergantung pada keadaan
system (P, V, T, dan jumlah mol = n), tidak bergantung pada jalan yang dilalui
oleh proses. Energi dalam (E) begitu empat energy lain (A, G, H, dan S) tidak
dapat diukur, namun yang diukur adalah perubahannya (D). Jika perubahan yang
dilakukan pada tekanan tetap (system terbuka), perubahan energy menyebabkan
perubahan kerja system, sehingga total energy dalam dan kerja sistem yang
terjadi dinamakan entalpi, sedangkan pada volume tetap, besarnya kalor sama
dengan energy dalam (karena pada V tetap, tidak ada kerja yang dilakukan baik
oleh system maupun oleh lingkungan).
Sebagaimana persamaan (1) bahwa
kalor (Q) yang menyertai proses-proses kimia dinyatakan secara matematis:
dQ
= c.dT
c
adalah kapasitas panas yang dapat ditentukan berdasarkan eksperimen pada
tekanan tetap dan volume tetap.
Kapasitas
panas atau kalor spesaifik suatu zat secara umum didefinisikan sebagai jumlah
kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur per satuan massanya sebesar 10 C.
Semua cairan dan padatan hanya mempunyai satu harga kalor spesifik. Tetapi gas
bisa mempunyai banyak kalor spesifik. (antara nol sampai tak berhingga)
tergantung pada kondisi, dimana ia dipanaskan. Dua kalor spesifik berikut
adalah yang penting di dalam termodinamika:
1.
Kapasitas kalor pada volume konstan.
2. Kapasitas kalor pada tekanan konstan.
Kedua Kalor Spesifik ini akan dijelaskan lebih lanjut pada post berikutnya
sumber : Sunyono. 2011. Konsep Matematika Dalam Perhitungan Kalor dan Kapasitas Kalor.
0 komentar:
Posting Komentar